Laman

Place 728 x 90 Ad Here

Friday, December 18, 2015

Movie Review: The Martian

source here
Bukan hal yang disengaja Mark Watney untuk hidup sendirian di Mars selama berbulan-bulan. Hal itu berawal dari kecelakaan yang dialami ketika roket milik Ares 3 yang hendak meninggalkan Mars. Badai besar terjadi. Dan mau tidak mau para kru pun memutuskan untuk segera meninggalkan Mars. Satu per satu kru masuk ke dalam roket. Dan ketika tiba pada Watney, yang berada pada barisan paling terakhir, tidak disangka dia dihantam badai tersebut. Terhempaslah dia. Mulai saat itu semua kru dan warga Amerika serta dunia beranggapan bahwa Watney sudah mati. Tetapi pada SOL (perhitungan waktu di Mars) berikutnya, tidak disangka Watney ternyata masih hidup. Dan dari sinilah kehidupan Watney di Mars dimulai.

source here
Film ini diangkat dari novel berjudul serupa oleh Andy Weir. Saya belum membaca bukunya. Jadi alurnya ceritanya sendiri baru saya ketahui setelah menonton filmnya. Let me judge the plot by my own opinion. I think that talk about space is a new thing for me. Saya adalah orang yang sangat jauh dari awam tentang luar angkasa. Yang saya ketahui hanya luar angkasa itu luar biasa tak terbatas luasnya. Dan berbicara mengenai film ini, membuat saya bersyukur karena hidup di bumi yang berkecukupan oksigen dan segala macam yang hidup.

Tidak terbayang betapa kuatnya Watney secara fisik dan mental hidup sendirian di Mars. Berkebun, tidak mengobrol dengan manusia dan melakukan segalanya sendirian. Loh, kok di Mars bisa berkebun? Makanya nonton, biar ngerti kenapa kok bisa berkebun!

source here
Kalau mengutip dari perkataan Watney: walaupun itu terasa asing untuk dikerjakan, tidak ada jalan lain selain memulai. Defy the odd. Jangan karena itu hal baru, kamu jadi ogah-ogahan. Jangan jauh-jauh berpikir kamu bakal terdampar di Mars deh. Lihat lingkup kecilnya saja. Kamu terdampar di negeri orang, entah itu menuntut ilmu dan nasib, jangan kebanyakan mengeluh. Bolehlah sekali-sekali mengeluh. Wajarlah manusia. Tetapi kalau kebanyakan mengeluh daripada aksi, lama-kelamaan kamu bakal "mati".

source here
Terkadang juga hidup itu tidak bisa dipikirkan dengan logika dan hitung-hitungan. Apa yang ada didepan mata, jalani aja. Hasilnya mau baik atau tidak, yang penting sudah memulai dan mencoba. Karena seharusnya kualitas hasil dari sesuatu yang dikerjakan dilihat dari tekad memulai dan prosesnya.

Dari film ini juga, saya sadar bahwa ilmu yang kita pelajari, seaneh apapun itu, bakal berguna suatu saat nanti. Tidak ada ilmu yang berakhir sia-sia.

Dan yang terpenting adalah kesendirian tidak boleh membuat kita putus asa dan berhenti mengerjakan sesuatu serta jangan sampai kita mudah putus asa dengan hal itu. Semua bisa dilakukan sendirian asal kita punya tekad dan niat yang kuat untuk mengerjakannya. Serta sedikit ilmu untuk mengerjakannya.

Overall : 8.9/10


No comments:

Post a Comment