Laman

Place 728 x 90 Ad Here

Sunday, May 26, 2013

Book Review: Johan Series by Lexie Xu

Seperti bisa ditilik dari judulnya, kali ini, setelah vakum selama hampir 2 bulan tidak post satupun entri, dan dengan tak tahu diri menulis entri ini padahal jelas-jelas besok ujian semester 3. Saya akan membahas tentang novel tetralogi Johan Series oleh Alexandra Xu alias Lexie Xu.

Novel ini berhasil mengubah aliran saya dari romantis-komedi, full romantis, full komedi menjadi thriller. Seusai baca tetralogi Johan Series, saya berpikir novel thriller boleh juga.


Tetralogi novel ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Johan, yang mengalami masa kecil yang menyebabkan traumatis yang mendalam dalam dirinya. Semenjak kecelakaan yang menyebabkan kematian adiknya, yang membuatnya menanggung beban dituduh sebagai pembunuh, dan ibu yang bunuh diri seolah tidak kuat hidup dengan pembunuh anak bungsu yang disayanginya, dia berubah menjadi seorang psikopat yang rela melakukan apa saja untuk melenyapkan orang-orang yang menurutnya layak dibunuh dan tidak berguna. Belum lagi jiwa adiknya yang hidup dalam dirinya. Errggghhh.

Dia masuk ke SMA Persada Internasional, dan jatuh hati sama cewek-populer-yang-menyilaukan, Hanny Pelangi. Jatuh hati yang bukan sembarangan. Jatuh hati yang seperti...terobsesi. Hiss. Belum lagi obsesi yang ingin membunuh cewek-baik-hati-yang-cantik-namun-pemalu-sahabat-Hanny, Jenny Jenazah alias Jenny Angkasa. Arrgggghhhh.

Yah tenang, ada cowok gantengnya kok, mans. Romantisnya juga ada kkkoookkkk. *kedip-kedip*

Pokoknya novel ini recommended banget buat menteman yang pengen beli novel. Saya tidak tahu mau lanjut, karena kalau dilanjut gak bisa buat menteman sekalian penasaran *kedip-kedip*.

 Johan Series
Di atas adalah penampakan tetralogi Johan Series. :)

  • Sekuel Pertama, OBSESI
Johan yang psikopat mulai terkuak. Bagian yang paling nmenyeramkan menurut saya adalah Jenny dan Hanny ada di WC cewek. Terus si Hanny buka pintu jamban (?), disana berdiri Johan dengan tampang datar terus bilang "Cuma mau ngecek di WC cewek airnya jalan nggak." Merinding setengah hidup bacanya. Terobsesi sampai segitunya. Errrggghhhh.
Disini kisah cinta Tony-Jenny mulai terjalin.


  • Sekuel Kedua, PENGURUS MOS HARUS MATI
Sesuai judulnya, ini kejadian pas MOS sedang berlangsung. Kutukan kisah horor yang dibuat-buat panitia MOS, yang mereka tidak sangka bakalan jadi kenyataan. Errrggghh. Kisah horornya juga tidak main-main seramnya. Paling mengerikan adalah kejadian yang menimpa Violina. Mukanya disayat-sayat, dalam ruang laboratorium kimia. Errrggggggh. Kisah horor yang diangkat Violina ada hubungannya dengan kisah Jenny Tompel di OBSESI, tapi dengan sedikit bumbu yang ditambahkan untuk memper-horor cerita yang dibuatnya. Disini Johan tidak turun tangan secara langsung. 
Kisah romantis di sekuel ini terjadi di antara Hanny Pelangi, si cewek-populer-yang-menyilaukan, dengan Frankie Cahyadi, si anak-yang-tinggal-kelas-tapi-sudah-menjalani-hidup-yang-keras.


  • Sekuel Ketiga, PERMAINAN MAUT
Di sekuel ini tidak terlalu menyeramkan karena banyakan romantisme antara Tory-Markus. Tory Senjakala, cewek-separuh-cowok-yang-rambut-nya-di-highlight-silver, buat saya terpesona pada sifat dan tingkah lakunya. Bagian yang bikin bulu kuduk meremang itu bagian Tory dibawah ke ruang bawah tanah untuk diambil darahnya, mengobati kakak-penyakitan-yang-badannya-mirip-tank-abbot. Tiga mangkuk darah dari enam manusia. Tiga angka enam. Errrgggggghhhh.
Sama seperti sekuel Kedua, disini Johan tidak turun tangan secara langsung, dia menggunakan orang lain. Mengendalikan.


  • Sekuel Keempat, TEROR
Final sekuel. Bagian paling menyeramkan adalah saat Tony, Jenny, Hanny, Frankie, Markus ada di atap, terus Markus mengintip lewat lubang ke bawah, tiba-tiba si Johan menatap ke arahnya. Arrggghhh. Rasanya ingin gila membayangkannya. Kesoswitan Tory-Markus malah berlanjut di sekuel ini. Bikin iri. --")

Segitu aja review abal-abal dari saya. Dibeli dong, terus dibaca!
Novel ini kerennya kalo dibikin film. Andai saya sutradara, saya bikin filmnya deh. Pemain-pemainnya juga sudah ada dalam benak saya. Kece kan saya? Cocok jadi sutradara kan? Bilang iya dong plis. Okesip.


Salam Kelingking,
MT

No comments:

Post a Comment