Entri kali ini ada sangkut-pautnya dengan olahraga. Olahraga yang menurut saya aneh dan entah kenapa banyak orang yang dengan semangat belajar akannya. KAYANG. Yaaaaa, kayang. Olahraga yang melengkungkan badan dengan badan bagian depan menghadap ke atas... Satu pertanyaan: Apa nggak tersiksa gitu, lengkung-lengkungin badan gitu?
Topik ini muncul setelah tadi sore dengan penuh penderitaan, saya menjalani ujian praktek -yang dipastikan jelek- penjaskes, yaitu kayang. Perlu penekanan.....KA-YANG. Kayang itu menyiksa, sodara-sodara ... Tulang belakang seperti dipaksa...ralat, bukan seperti tapi benar-benar dipaksa untuk dilengkungin. Untuk pemula seperti saya, itu menyakitkan saat pertama-pertama, tapi bagi teman-teman saya yang terbiasa melakukannya, mereka dengan entengnya, benar-benar enteng, cetek, kayanggggggggg. Senewen ditambah mata yang berair -ceritanya kelilipan-, saya menyaksikannya.
Nah, sekian pembahasan singkat asal-mula mengapa topik KAYANG saya angkat sebagai topik entri di blog cimi-cimi tercinta saya ini ><
Hidup dan impian itu seperti kayang. Ya, setelah melalui perenungan yang panjang di atas kursi istana (re: kasur), saya dapat ilham.
- Kayang itu takkan berhasil, jika kita tidak melalui latihan yang panjang. Sama kayak hidup dan impian, kita takkan berhasil jika tidak melalui jalan yang panjang.
- Nah, jika kita malas-malas latihan untuk buat kita jago kayang, dipastikan harapan untuk bisa kayang itu seperti sehelai gula-gula kapas yang di makan langsung lenyap. Sama halnya dengan hidup dan impian. Jika kita punya sebuah impian, tapi kita santai dan acuh-tak-acuh terhadap impian tersebut -hanya berani bermimpi-, kalian pasti tau kemana arahnya impian tersebut.
- Kayang itu buat tulang belakang serasa remuk pas bangun pagi di keesokan harinya. Tak selamanya kayang yang kita lakukan itu perfect. Misalnya: kita jatuh pas mau melengkungkan badan, atau kepala kita terlalu tegang sehingga kayang kita tidak berhasil. Ataupun tangan kita menyatu, yang seharusnya terpisah. Nah, sama kayak hidup. Pasti bisa disimpulkanlah. Selama kayang, pasti ada saja hal-hal yang menghambat. Nah, sama kayak hidup dan impian. Kalo selama menempuh jalan untuk menggapai impian itu mulus-mulus saja, itu perlu dipertanyakan. Tidak ada penggapaian impian tanpa hambatan-hambatan. Walaupun kecil, tapi tetap disebut hambatan.
Poin-poin di atas, saya dapatkan melalui ilham imajinasi yang berkeliaran liar, tak tentu arah.
Intinya bahwa aplikasi tentang sesuatu itu kita bisa dapatkan dari hal-hal yang terjadi dalam hidup kita. Bagaimana imajinasi kita jalan, dan perlu pemikiran yang luas.
Maaf bila ada salah-salah kata, yang tidak berkenan, dan yang tidak masuk di akal. Saya manusia yang melakukan kesalahan. Mama Lauren dengan praduganya aja salah, apalagi saya yang sama sekali hanya seorang pelajar yang imut dan kece. :D
Kenapa kayang mesti di toko buku coba? *mikir keras*
Yuhu~
source: google.com