Beberapa waktu lalu, saya berkomunikasi via skype dengan kawan-kawan waktu SMA. Banyak hal kami bicarakan sambil sembari bernostalgia tentang hal-hal lalu. Membicarakan tentang kegiatan kami sekarang maupun apapun yang kami persiapkan untuk ke depannya. Pembicaraan yang menyenangkan dan hangat bersama mereka.
Ada satu pembahasan yang menyentil buat saya. Saya sendiri jarang suka membicarakan tentang diri sendiri. Namun mereka seperti berusaha mengorek tentang kehidupan saya. Mulai dari mengomentari tentang perubahan pada diri saya. Saya, dari tahun lalu, mulai memperhatikan diri sendiri. Entah itu mengenai skincare (wajah maupun tubuh), mulai memperhatikan pakaian yang digunakan dan yang paling kelihatan adalah saya mulai mendandani wajah. Tidak banyak dan ribet, cuma pakai bedak dan lipstik, akhir-akhir ini baru memakai alis kemana-mana. Tapi itu menarik perhatian mereka dan mulai berkomentar tentang hal itu.
Mereka bilang "Martha sudah kelihatan beda yaaa...sudah bla bla bla bla" omongan yang intinya itu bilang kalau penampilan saya sudah berbeda. Dan yang paling menyentil adalah ketika mereka beranggapan saya berubah karena orang lain. Saya suka sama seseorang makanya mulai dandan. Ada orang yang ingin saya beri kesan bahwa ini loh saya dan kalau sudah sadar bakal kembali lagi seperti Martha yang sebelumnya.
Dalam hati, saya kurang setuju dengan yang mereka bilang. Apa jawabannya tak bisa sesederhana saya ingin berubah untuk diri saya sendiri? Prinsip saya adalah ketika kita menghargai diri sendiri, orang lain pun turut menghargai kita. Ketika kita belajar mendengar apa mau diri kita, saya rasa orang disekitar kita pun akan melakukan hal yang sama. Saya mulai memperbaiki diri karena saya merasa orang disekitar saya sudah mulai salah menilai jati diri saya. Saya sering dipanggil ibu-ibu dan parahnya beberapa kali dipanggil mas. Dan itu terkadang melukai hati saya tanpa orang lain sadari. Maka dari itu saya bertekad menjadi orang yang mulai mendengar kata hati saya.
Dan dengan perubahan yang saya terapkan pada diri saya membuahkan hasil. Saya mulai dipanggil dengan sebagaimana mestinya. Yang tadinya sering sekali dipanggil ibu, sekarang sudah sering dipanggil mbak ataupun adik (makasih banget buat mereka yang memanggil saya adik, jarang-jarang loh hehe) walau masih ada beberapa yang memanggil ibu. Paling tidak saya sudah tidak dipanggil mas.
So, yang ingin saya sampaikan adalah bahwa perubahan dari diri sendiri tidak harus selalu karena orang lain. Memang dalam kasus saya karena orang lain namun dalam konteks saya adalah jati diri. Saya berpikir bahwa ketika kita mulai menghargai dan mendengar diri kita orang disekitar kita akan dengan sendirinya menghargai kita. Memulai sesuatu atas dasar diri kita dengan menghargainya, membuat orang disekitar kita juga berpikir dan mulai menghargai kita.
Sincerly,
Laman
Place 728 x 90 Ad Here
Monday, April 10, 2017
Wednesday, March 8, 2017
Terpesona #FabricatedCity dan Ji Chang Wook
Beberapa waktu lalu di platform burung biru ada kabar, Ji Chang Wook oppa ada film baru. Gak sabar dong dengan akting oppa gantengku ini. Giliran ada yang ganteng aja ngomongnya aku-aku *kedip-kedip centil* Ini film perdana oppa loh kan aku jadi gak sabar nih nungguinnya. Balik normal ya...
![]() |
source here |
Saturday, January 21, 2017
Teruntuk Kamu
Hai, kamu.
Apa kabar?
Aku disini baik-baik saja, jika pada akhirnya kamu penasaran.
Aku tak tahu harus merangkai kata bagaimana.
Kamu tahu, aku tak pandai dengan kata.
Tapi satu hal yang aku rasa.
Satu kata yang aku tahu.
Rindu.
Aku rindu.
Kehadiranmu dalam hidupku bagai candu.
Wangimu masih lekat dalam ingatan.
Pelukanmu masih terasa hangatnya.
Cumbuanmu masih tersisa dibibirku.
Aku tak berharap kamu membalas suratku ini. Kamu membacanya pun sudah sebuah keajaiban bagiku.
Tapi biarlah aku egois kali ini.
Biarlah surat ini menyampaikan betapa aku rindu.
Apa kabar?
Aku disini baik-baik saja, jika pada akhirnya kamu penasaran.
Aku tak tahu harus merangkai kata bagaimana.
Kamu tahu, aku tak pandai dengan kata.
Tapi satu hal yang aku rasa.
Satu kata yang aku tahu.
Rindu.
Aku rindu.
Kehadiranmu dalam hidupku bagai candu.
Wangimu masih lekat dalam ingatan.
Pelukanmu masih terasa hangatnya.
Cumbuanmu masih tersisa dibibirku.
Aku tak berharap kamu membalas suratku ini. Kamu membacanya pun sudah sebuah keajaiban bagiku.
Tapi biarlah aku egois kali ini.
Biarlah surat ini menyampaikan betapa aku rindu.
Thursday, November 17, 2016
Drama Review: You're All Surrounded
![]() |
source here |
Jumlah Episode: 20
Genre: Action, Romance, Comedy
Warning: (maybe) contain spoiler.
Wednesday, November 16, 2016
Kekalapan Bulan Oktober #OktoberHaul
Kalap. Kalap. Kalap. Lagi.
Setelah sebulan lebih menahan diri tak beli buku, akhirnya kekalapan itu datang. Bagaimana tidak, bulan oktober ini bulan sale sepertinya. Ada dua event book sale yang mau gak mau bikin saya mikir dua kali lagi. Kan gak mungkin saya melewatkan kesempatan dapat buku murah yang event nya jarang-jarang gini? Ya, ini terlihat seperti pembelaan diri ya. hehe.
Saturday, September 3, 2016
Friday, September 2, 2016
August Book Haul
Tanpa mempedulikan betapa banyaknya timbunan buku di rak, saya tergiur untuk membeli beberapa buku lagi. Bukan bermaksud untuk menambah timbunan itu tetapi salahkan buku-buku itu yang memanggil minta dibawa pulang. Pinter banget ya ngelesnya.
Dengan tanpa rasa bersalah, buku-buku yang saya beli ini entah kapan bisa saya baca. Namun, saya berharap bisa sesegera mungkin menyelesaikan satu buku currently reading yang sudah dua minggu lebih belum selesai. Pemerkosaan terhadap buku. Bejat banget memang. T_T
Subscribe to:
Posts (Atom)